Minggu, 30 November 2014

Ngeces, Bukan Karena Ngidan Tidak Keturutan

NGECES adalah hal yang normal pada bayi. Namun bila berlebihan, sebaiknya diwaspadai.
“Heran deh sama Eyang, kenapa sih setiap aku ngeces. Eyang selalu bilang, ‘Ini jelas gara-gara ngidam Mamamu yang pengen makan serabi jam 3 malam enggak keturutan! Nah, akibat urusan ngeces ini, debat kusir antara Mama dan Eyang pun terjadi. Mama bersikukuh bahwa ngeces tak ada kaitannya dengan ngidam. Ini tentunya sangat berseberangan dengan pendapat Eyang. Sampai-sampai agar Eyang percaya, Mama mengajaknya ikut ke RSIA Melania Bogor saat jadwal kontrol bulananku tiba. Di sanalah kami bertemu dr. F. Sri Susanti, SpA. Mama banyak bertanya padanya.

1. Dok, apakah ngeces pada bayi berhubungan dengan mengidam semasa hamil yang tidak terpenuhi?
Ngeces atau dikenal pula dengan ngiler tak ada hubungannya dengan mengidam. Sampai saat ini, tak ada hasil penelitian yang membuktikan adanya keterkaitan antara ngeces dan ngidam. Itu hanya mitos.

2. Apakah ngeces pada bayi tergolong sesuatu yang normal?
Ngeces adalah sesuatu yang normal semasa bayi, bahkan masih ditoleransi sampai anak usia 4 tahun. Ngeces dalam istilah kedokterannya disebut shalore merupakan pengeluaran cairan ludah dari rongga mulut yang tidak disengaja, akibat ketidakmampuan bayi untuk menelan. Ini berkaitan dengan proses kematangan saraf otot mulut pada bayi yang belum sempurna. Namun, seiring dengan bertambahnya usia maka proses kematangan di saraf otot mulut pun akan bertambah baik.

Jadi, ia akan lebih mampu mengendalikan air liur yang diproduksi. Tambahan lagi, air liur memang tidak diproduksi secara berlebihan. Bila diproduksi berlebihan dapat menjadi pertanda adanya penyakit.

3. Air liur itu sendiri apakah harus dibuang?
Air liur—yang secara alamiah diproduksi dari waktu ke waktu oleh kelenjar air liur di rongga mulut—mengandung air yang berguna untuk melindungi permukaan daerah tenggorokan pada saat menelan makanan. Enzim emilase yang terkandung pada air liur berfungsi membantu lidah mengeliminasi atau mengevakuasi bakteri dan virus dari mulut.

4. Apakah yang menyebabkan ngeces pada bayi?
Ada 3 hal utama yang jadi penyebab ngeces pada bayi, yakni

• Ketidakmampuan menelan ludah.

• Ketidakmampuan mempertahankan ludah di dalam mulut.

• Produksi cairan ludah yang berlebihan.

5. Bisa tolong lebih dijelaskan, Dok?
Tentu. Penyebab paling umum ngeces pada bayi adalah kemampuan menelan dan mempertahankan ludah di mulut bayi yang belum sempurna. Namun, sekali lagi, tak perlu khawatir seiring pertambahan usia, pematangan saraf mulutnya akan semakin sempurna sehingga pada akhirnya ia akan mampu mengelola air liurnya.

Ngeces pun kerap terjadi karena konsentrasi bayi yang terpecah. Begini bayi kan menganggap segala sesuatu yang dilihatnya sebagai hal yang baru, sehingga semuanya ingin dieksplorasi. Nah, ketika ia sedang asyik memerhatikan sesuatu (bereksplorasi), tanpa sadar bayi ngeces.

Posisi tidur miring pun sering membuat ngeces. Ketika tidur, air liur juga tetap diproduksi, namun kondisi tubuh yang sedang rileks berpengaruh pada kondisi otot-otot tubuh yang juga jadi rileks sehingga tidak mengontrol dengan baik air liur yang terkumpul di mulut saat tidur. Akibatnya, air liur pun tumpah keluar. Berbeda ketika bayi sedang tidur telentang. Pada posisi ini, air liur yang terkumpul di mulut akan merangsang refleks menelan sehingga air liur itu tertelan dan masuk ke dalam tenggorokan.

6. Produksi air liur yang berlebihan biasanya disebabkan apa?
Pada bayi produksi air liur yang berlebih biasanya terjadi kalau ada gangguan di mulut. Seperti, sedang tumbuh gigi pada bayi berusia sekitar 6 bulan. Ketika gigi menembus gusi, selain merasa sedikit nyeri, bayi pun merasa ada benda asing di dalam mulutnya. Inilah yang merangsang kelenjar air liur untuk memproduksi air liur lebih banyak demi mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan. Namun, ini tidak berlangsung lama yakni hanya pada proses tumbuh gigi berlangsung. Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit itu adalah dengan menggunakan teether (gigit-gigitan yang terbuat dari plastik) yang telah didinginkan. Rasa dingin membuat gusi terasa lebih nyaman.

Gangguan mulut lain yang menyebabkan produksi air liur berlebih adalah luka di mulut atau sariawan. Luka di mulut bayi dapat terjadi akibat benda yang ia masukkan ke dalam mulut pada saat ia bereksplorasi. Nah, bisa jadi salah satu dari benda yang dimasukkan ke mulut tergolong tajam dan menyebabkan luka. Luka di dalam mulut akan menyebabkan air liur diproduksi lebih banyak. Luka dapat berlanjut menjadi sariawan, bila tidak segera diatasi.

Sariawan pada bayi juga bisa karena infeksi jamur. Pemakaian dot yang kurang bersih sehingga jamur yang ada di dot pindah ke mulut, misalnya. Sariawan mungkin juga timbul, bila bayi kurang dijaga kebersihan mulutnya.

Kemungkinan lain, bayi tengah mengalami alergi pernapasan atau infeksi saluran napas atas (radang tenggorokan, radang tonsil) yang mengganggu kemampuan menelannya. Pada saat ini, karena menelan merupakan proses yang menyakitkan buatnya, akhirnya ia memilih untuk tidak menelan air liurnya. Jadilah ngeces.

7. Adakah penyebab lain dari produksi air liur yang berlebihan pada bayi?
Bayi yang mengalami gangguan saraf pusat (seperti pada penderita cerebral palsy) juga akan sering ngeces karena refleks menelannya tidak baik. Biasanya terjadi pula pada anak yang menderita retardasi mental berkaitan dengan koordinasi otot mulutnya yang kurang baik sehingga membuat refleks menelan yang seharusnya otomatis teratur jadi terganggu. Inilah yang membuatnya jadi sering ngiler.

8. Bila tiba-tiba bayi sering ngeces, walau sedang tidak tumbuh gigi, sariawan, alergi atau infeksi pada saluran napas, apakah kira-kira penyebabnya?
Ngeces yang mendadak, bisa disebabkan keracunan. Biasanya setiap ibu mengetahui kebiasaan bayinya. Nah, bila bayi tiba-tiba mengeluarkan air liur yang berlebihan padahal tidak sedang tumbuh gigi atau menderita gangguan mulut, maka patut diperhatikan kaitannya dengan keracunan pestisida atau reaksi racun dari serangga atau ular berbisa. Khusus reaksi racun dari serangga atau ular berbisa dapat diwaspadai bila tinggal di wilayah perkebunan.

9. Bagaimana membedakan antara air liur yang berlebih pada bayi dengan gangguan mulut dan gangguan saraf pusat?
Ngeces pada penderita gangguan saraf pusat akan berlangsung terus menerus, bahkan terbawa hingga dewasa. Sedangkan, ngeces yang disebabkan gangguan mulut akan berhenti bila penyebabnya diatasi. Demikian pula ketika tumbuh gigi, umumnya hanya berlangsung 2–3 hari, ngeces akan berhenti ketika gigi bayi sudah tumbuh.

Hal lain yang dapat diperhatikan pada ngeces dengan gangguan saraf pusat adalah tumbuh kembang si bayi. Bila bayi mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya, maka patut dicurigai telah terjadi gangguan saraf pusat. Misal, sampai dengan usia 6 bulan lehernya belum mampu tegak atau mengangkat kepala maka patut diwaspadai.

10. Yang terakhir Dok, apa yang harus kita lakukan ketika bayi ngeces?
Saat bayi ngeces terus sebaiknya gunakan tadah iler karena air liur bisa mengiritasi kulit. Bersihkan juga bagian-bagian tubuh si kecil yang terkena liur—seperti muka, leher dan dada—dengan air hangat atau cukup diseka dengan lap kering saja.

Oh, begitu ya Dok. Terima kasih sekali Dokter Sri atas penjelasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar