Kamis, 26 Juli 2012

Masalah Pada Kulit Kepala Bayi dan Solusinya

Ketombe tidak hanya menyerang orang dewasa. Anak-anak juga bisa terserang ketombe. Sedikit berbeda, ketombe pada bayi bukan berupa sisik putih, melainkan lebih mirip kerak. Tak heran, jika orang lebih mengenalnya dengan sebutan kerak kepala atau kerak topi (cradle cap).

Adapun kebanyakan orang Jawa lebih sering menyebutnya dengan nama sawan. Kerak ini biasa muncul saat bayi berumur kurang dari tiga buIan.

Eddy Karta, dokter spesialis kulit dan kelamin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, menjelaskan, sawan terjadi karena masih tertinggalnya hormon androgen di tubuh si kecil. Hormon ini berasal dari plasenta ketika bayi masih di rahim.

Androgen ini yang memicu terjadinya disfungsi atau gangguan fungsi kelenjar minyak (sebum) pada kepala bayi. Cradle cap biasanya didahului dengan sisik-sisik putih pada kulit kepala bayi. Karena sering terkena udara luar, sisik putih itu bisa menebal dan jadi kerak. “Tapi, seiring menurunnya kandungan androgen, kerak menipis dan berangsur mengelupas sendiri,” kata Eddy.

Meski bisa hilang sendiri, bukan berarti Anda boleh membiarkan begitu saja. Karena kulit bayi sangat sensitif, kehadiran kerak bisa membuatnya gatal dan berujung ketidaknyamanan. Apalagi, jika dibiarkan terus, kerak pada bayi ini juga bisa mengganggu pertumbuhan rambut.

Untuk membersihkan ketombe pada bayi, para dokter tidak menyarankan Anda menggunakan sampo antiketombe bagi orang dewasa. “Gunakan produk untuk bayi dan sapukan sampo bayi dengan lembut menggunakan washlap,” terang Eddy.

Jangan juga memaksa mencabut kerak dari kepala bayi karena dapat menyebabkan infeksi pada kulitnya. Agar lebih mudah dibersihkan, Anda bisa mengoleskan baby oil agar kerak yang menempel pada kulit kepala mudah dibersihkan ketika bersampo.

Mengapa kondisi rambut dapat menjadi cerminan kondisi kesehatan secara keseluruhan? Jawabannya karena kondisi rambut ditentukan oleh berbagai fakor, seperti asupan gizi, kondisi kesehatan, sampai faktor keturunan. Nah, bagaimana kalau rambut anak Anda seperti ini?

TIPIS

Tak perlu khawatir jika rambut si kecil tergolong tipis. Selama ia sehat, tak ada masalah kok. Menggunduli rambut bayi hanyalah tradisi. Dari sisi medis, tak ada kaitan antara mencukur rambut dengan kondisi rambut selanjutnya. Yang menentukan tipis tebalnya rambut adalah empat faktor berikut:

- Genetik. Kalau orangtua dan kakek-neneknya berambut tipis, digunduli 100 kali pun tetap saja si anak berambut tipis. Begitu juga sebaliknya.

- Gizi. Asupan gizi yang cukup jelas akan memengaruhi tekstur rambut. Mereka yang asupan gizi-nya kurang biasanya rambutnya lebih tipis, kering, gampang patah dan rontok, serta cenderung berwarna kemerah-merahan.

- Hormon. Salah satunya hormon androgen yang terdapat dalam tubuh ibu selagi hamil. Bisa dipahami mengapa rambut bayi yang baru lahir biasanya sangat lebat. Namun, karena bayi belum bisa memproduksi hormon androgen sendiri, lama-kelamaan efek androgen yang terbawa dari ibunya hilang. Rambut si kecil pun akan rontok, berganti dengan rambut aslinya yang mungkin lebih tipis.

- Lingkungan ternyata juga punya andil. Banyak terpapar sinar matahari dan polusi udara akan membuat rambut kusut, kusam dan gampang patah/rontok.

- Penyakit. Antara lain seboroik yang menyebabkan munculnya ketombe. Rambut kotor oleh serpihan kerak kulit kepala rontok dan tipis.

TIDAK TUMBUH

Penyebabnya diduga akibat kelainan genetik. Atau sangat mungkin selagi hamil ibu mengalami gangguan serius, seperti terkena paparan radiasi, bahan kimia, atau radioaktif. Akibatnya, sejak lahir bayi tak memiliki rambut, bahkan tidak tumbuh-tumbuh seiring pertambahan umurnya. Untungnya, kasus ini sangat jarang terjadi.

RONTOK
Sebetulnya rambut tumbuh setiap hari sehingga masih tergolong wajar dan bisa ditoleransi bila kerontokannya tidak lebih dari 100 helai setiap hari dan berlangsung tidak lebih dari 3 bulan lamanya. Di luar itu, kerontokan yang tidak merata alias hanya di tempat-tempat tertentu, tak ada jalan lain kecuali segera bawa ke dokter. Kerontokan tak wajar ini biasanya terjadi pada anak selepas balita ketika tubuhnya menghasilkan antibodi yang berkemungkinan merusak akar rambut sehingga rambut tidak tumbuh (Alofecia totalis). Penyakit bawaan ini tak hanya membuat rambutnya rontok di seluruh kepala, tapi juga alis dan bulu mata. Namun jika cepat tertangani, gangguan ini bisa diatasi.

KETOMBE

Kata ini tidak asing lagi di telinga kita. Penyebabnya adalah eksim atau keringat yang berlebih. Eksim pada kulit kepala bisa tumbuh subur jika rambut dan kulit kepala tergolong berminyak. Kondisi ini umumnya dipengaruhi oleh stres, kebiasaan makan yang tidak teratur, dan kurang tidur. Mengatasinya? Keramas setiap kali terkena keringat berlebih. Gunakan sampo untuk rambut berketombe yang cocok. Bila keluhan tergolong parah; gatal luar biasa atau kulit kepala sudah dipenuhi eksim atau jamur, tak ada cara lain kecuali konsultasikan dengan dokter spesialis kulit.

BERCABANG
Penyebabnya bisa karena faktor internal berupa asupan gizi yang kurang, kekacauan produksi hormon, atau menderita penyakit tertentu.

Mengatasinya tentu disesuaikan dengan akar penyebabnya. Penuhi kebutuhan anak dengan prinsip gizi seimbang, cukup dan beragam. Barengi dengan pengobatan terhadap penyakit yang sedang diidap. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi penyebab antara lain polusi udara, lingkungan yang kurang sehat, sering terpapar teriknya sinar matahari, tindakan manipulatif terhadap rambut seperti penggunaan hair dryer, pengeritingan, pengecatan, pelurusan maupun penggunaan bahan-bahan kimia lain secara tidak tepat atau berlebihan pada rambut. Untuk mengurangi keluhan ini, perbaiki sanitasi lingkungan, pakailah payung atau topi sebagai pelindung kepala saat harus berada di bawah terik matahari, dan minimalkan penggunaan bahan-bahan kimiawi serta tindakan manipulatif pada rambut. Contohnya, daripada mengeringkan rambut dengan hair dryer, lebih baik angin-anginkan sebentar secara alami.

BERKUTU

Sebersih apa pun kondisi rambut anak di rumah, begitu ia ke luar rumah, terbuka kesempatan baginya untuk tertular kutu rambut. Menghindarinya? Jangan malas menyisirnya dan rajin-rajinlah mengecek kondisi rambutnya. Jika kedapatan kutu, gunakan obat antikutu rambut yang aman bagi kulitnya. Kemudian selubungi rambutnya dengan handuk selama beberapa jam atau semalaman. Menyisirinya dengan sisir khusus, membersihkan rambutnya helai demi helai dari telur dan kutu rambut adalah langkah terbaik. Rajin-rajinlah membersihkan seprai, sarung bantal dan benda-benda lain memungkinkan kutu rambut bertahan hidup.

BERJAMUR

Menurut hasil penelitian Boni E. Elewski, MD, seorang profesor dermatologi di Universitas Alabama Birmingham, ada sejenis jamur yang kerap menyerang kepala anak-anak, yakni T. tonsurans.

Jamur ini bisa mengakibatkan infeksi ringworm yang menimbulkan rasa gatal pada kulit kepala. Ironisnya, anak-anak di kota besar lebih rentan terkena infeksi ini. Terutama bila kondisi lingkungannya kurang bersih. Apalagi cara penularannya relatif sangat mudah, bisa dari binatang peliharaan yang terinfeksi, maupun penggunaan bersama sisir/sikat rambut, topi, dan media di kepala lainnya, seperti bando, jepit, dan helm.

Infeksi oleh ringworm, gejalanya antara lain berupa ruam, bercak merah berbentuk cincin atau uang logam di sekitar perut, leher, paha, dan punggung yang bagian pinggirnya terasa kasar namun halus di bagian tengahnya. Bila mengenai kulit kepala, akan muncul sisik yang mirip dengan ketombe. Agak sulit membedakannya dengan ketombe karena secara kasat mata gejalanya sangat mirip. Hanya saja kadang kala, infeksi ringworm membuat kulit kepala mengeras akibat adanya sisik yang berlapis-lapis. Meski tidak berbahaya, bila dibiarkan infeksi ini akan berdampak buruk pada kondisi rambut anak. Kerontokan rambut semakin hebat dan akhirnya memunculkan terjadinya kebotakan permanen.

Menghindarinya? Biasakan tiap anggota keluarga menggunakan peralatan kecantikan sendiri-sendiri, termasuk sisir, topi, bandana, bando, pita, bahkan ikat rambut. Secara berkala cucilah sisir menggunakan sampo dan air hangat.

Jamur lain yang juga menyebabkan infeksi adalah jamur penyebab kurap Tinea capitis. Gejalanya berupa kulit kemerahan, bersisik dan terjadi penebalan/pembengkakan yang disertai rasa gatal yang amat mengganggu. Gangguan jamur ini dibedakan menjadi 3, yaitu black dot (bentuknya seperti pitak namun masih terdapat tunggul rambut), graypatch (rambut rontok sendiri tanpa ada tunggul rambut) dan kerion celsi. Kedua gangguan pertama masih bisa diatasi dengan sampo khusus dan obat antijamur. Sedangkan yang terakhir adalah gangguan yang paling parah yang menimbulkan nyeri dan gatal hebat. Kulit kepala penderita akan dipenuhi bisul dan koreng sehingga gangguan ini akrab disebut sarang tawon. Jika tak diatasi, infeksi jamur kerion bisa menyebabkan pitak permanen. Pengobatannya tidak cukup hanya dengan antijamur, tapi juga antibiotik.

UBAN

Yakni berubahnya warna rambut dari warna rambut secara keseluruhan. Ada yang disebut heterokromia, yakni sekelompok rambut yang berbeda warna dari kelompok rambut lainnya.

Contohnya, warna rambut di alis ataupun kumis dan jenggot pada kelompok berumur yang sedikit berbeda dari warna rambut di kepala. Ada juga yang berbeda warna rambutnya antara lokasi yang satu dari lainnya yang kemungkinan disebabkan oleh gangguan persarafan kulit. Pada kelainan yang dikenal sebagai Somatic mozaic ini akan dijumpai rambut berwarna putih sejumput-sejumput di lokasi tertentu.

Penyebab lainnya adalah kelainan genetik berupa albino yang biasanya bersifat parsial. Misalnya sejumput rambut di bagian depan kepala atau white forelock. Ada juga kelainan yang disebut poliosis akibat vitiligo, atau berhentinya pembentukan pigmen rambut. Akibatnya, kulit akan berwarna belang-belang putih dan rambut di bagian kulit tersebut juga berwarna putih.

Bila si kecil beruban, biasanya tim dokter akan mencari kaitannya dengan masalah endokrin/hormonal maupun masalah metabolisme. Bukan tidak mungkin kondisi ini terkait dengan penyakit lain, seperti kelainan saraf. Bisa jadi sebelumnya anak menderita penyakit tertentu dan begitu sembuh, muncullah uban tersebut.

Gangguan yang bersifat genetik biasanya tak bisa diapa-apakan. Jangan pernah mengecatnya karena dikhawatirkan malah berdampak buruk. Selain itu, lindungi tubuh anak, khususnya mata dari paparan sinar matahari secara langsung karena iris mata anak seperti ini tak memiliki pigmen sehingga tak terlindungi.

Bila penyebabnya adalah kondisi kurang gizi, tentu bisa diperbaiki dengan pemberian nutrisi yang baik. Tanpa asupan nutrisi yang cukup, lama-lama bukan cuma uban, tapi rambut pun tidak tumbuh.(suaramedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar